Masalah Touchscreen Realme C11 MTK Setelah Terjatuh
Di dunia perbaikan perangkat smartphone, setiap kerusakan memiliki cerita dan proses penanganannya sendiri. Mulai dari kerusakan ringan akibat penggunaan sehari-hari, masalah software, error pada pembaruan sistem, hingga kerusakan berat yang disebabkan benturan fisik. Salah satu kasus menarik yang sering dijumpai adalah kerusakan touchscreen yang sama sekali tidak merespons meskipun layar telah diganti dengan yang baru. Kasus seperti ini kerap membingungkan pengguna, terutama ketika mereka berasumsi bahwa kerusakan tersebut pasti berasal dari panel LCD saja.
Artikel ini membahas sebuah pengalaman teknis pada perangkat Realme C11 berbasis chipset MediaTek (MTK), di mana masalah touchscreen tidak berfungsi sama sekali meskipun panel sudah diganti. Analisa dilakukan menggunakan pendekatan pengukuran langsung, penelusuran jalur melalui skema, hingga proses penggantian komponen tingkat lanjut menggunakan metode rework di area CPU dan IC power. Proses yang ditempuh bukan hanya sekadar percobaan, namun merupakan pembelajaran berharga mengenai bagaimana sebuah jalur kecil dalam PCB dapat memengaruhi keseluruhan sistem kendali sentuhan pada smartphone.
Awal Masalah dan Identifikasi Kerusakan
Kasus ini berawal dari masuknya satu unit Realme C11 tipe MTK ke meja servis dalam kondisi touchscreen yang tidak berfungsi sama sekali. Informasi awal yang diperoleh menyebutkan bahwa perangkat mengalami kerusakan setelah dilempar oleh teman pemiliknya. Kerusakan akibat lemparan sering mengarah pada dua kemungkinan besar, yaitu kerusakan fisik di panel atau kerusakan jalur internal pada papan mesin (mainboard).
Langkah pertama yang dilakukan adalah mencoba mengganti LCD dengan yang baru, namun hasilnya tetap sama. Perangkat dapat menyala, namun menyentuh layar sama sekali tidak memberikan respons. Dari sini dapat dipastikan bahwa kerusakan tidak berada pada panel sentuh, melainkan pada sistem pengendalian sentuhan di jalur mesin.
Jika kerusakan panel sudah dieliminasi melalui percobaan penggantian LCD baru, maka analisa berikutnya difokuskan pada jalur touchscreen, IC, dan kontrol sinyal terhadap CPU. Pada titik ini dilakukan penelusuran jalur menggunakan bantuan skema untuk memastikan apakah sinyal touchscreen masih utuh atau terputus.
Analisa Jalur Menggunakan Borneo Schematics
Untuk mendapatkan titik terang, teknisi membuka skema melalui Borneo Schematics, yang merupakan salah satu referensi penting bagi teknisi smartphone untuk melihat jalur, tata letak komponen, dan arah sinyal pada papan rangkaian.
Pada jalur touchscreen perangkat ini ditemukan bahwa kendali sentuh mengarah pada satu jalur penting yaitu EINT_CTP, yang di skema ditandai dengan warna orange. Jalur ini merupakan sinyal interrupt atau pemicu sentuhan agar bisa dibaca dan dikenali oleh sistem. Jalur tersebut terhubung langsung menuju CPU, yang berperan sebagai pusat pemrosesan sinyal. Ketika jalur ini tidak memiliki resistansi normal, maka ia diibaratkan sebagai selang yang putus sehingga air tidak bisa mengalir.
Pengukuran resistansi dilakukan pada pin konektor LCD, namun jalur tersebut tidak menunjukkan indikasi aliran sinyal. Hal ini mengarah pada kesimpulan sementara bahwa terdapat putus jalur menuju CPU. Jika putusnya jalur berada di bagian pinggir PCB, maka perbaikan dapat dilakukan dengan teknik jumper jarak pendek. Namun pada kasus ini jalur berada cukup dalam menuju CPU, sehingga perbaikan perlu dilakukan dalam tahap lebih kompleks.
Proses Rework CPU dan Tantangan di Dalamnya
Karena jalur tidak dapat dijangkau secara normal, maka langkah yang diambil adalah melepas CPU agar jalur dapat diperbaiki atau diberi jumper dari bagian bawah. Namun proses ini bukanlah proses mudah, sebab CPU merupakan komponen sensitif yang memiliki banyak kaki solder dan terhubung dengan lapisan PCB berstruktur multilayer.
Tahap pelepasan CPU dilakukan menggunakan teknik hot air dengan penyesuaian suhu dan aliran udara yang tepat agar tidak menyebabkan deformasi, namun saat proses dilakukan CPU justru mengalami kerusakan fisik (dalam istilah teknisi dikenal sebagai "kembung"). Kerusakan ini terjadi karena material internal chipset mengalami pemuaian yang tidak seimbang akibat panas.
Beruntungnya, terdapat satu unit lain yang dapat dijadikan donor part, sehingga CPU dapat diganti dengan unit lain yang masih normal. Proses perpindahan CPU dilakukan secara hati-hati sebelum pemasangan kembali, lengkap dengan penataan ulang timah (reballing) agar kaki CPU menempel sempurna pada titik solder.
Masalah Lanjutan Setelah Penggantian CPU
Setelah CPU terpasang, perangkat menyala namun muncul tampilan abnormal seolah menampilkan efek warna seperti TV rusak dengan warna lapisan hijau menyerupai motif kue lapis. Kondisi ini menandakan bahwa masih ada masalah pada jalur kontrol layar yang belum sepenuhnya sempurna.
Pada titik ini kemungkinan kerusakan mengarah pada IC Power MT6357CRV, karena CPU sudah diganti dua kali dan dipasang dengan sangat baik menggunakan ACP (Automatic Chip Placement). Setelah diingat kembali, mesin donor CPU ternyata mengalami kondisi mati total dengan gejala hanya bergetar dan IC power panas ketika diuji. Karena itu, teknisi memutuskan mengganti IC Power dan mengambilnya dari CPU unit yang tidak kembung. Proses pemasangan ulang IC power dilakukan hingga tampak normal dan perangkat menampilkan ikon petir saat dihubungkan dengan charger, menandakan sistem power sudah bekerja.
Muncul Masalah Baru Tombol Power Tidak Berfungsi
Setelah memasuki tahap ini, perangkat memang sudah merespons pengisian daya, namun ketika mencoba menyalakan menggunakan tombol power, perangkat tidak merespon. Analisa pun dilakukan kembali terhadap jalur tombol on/off.
Pengukuran tegangan menunjukkan adanya output 4V di pin tombol power, dengan jalur resistansi yang masih terhubung. Artinya, masalah tidak berada pada tombol fisik ataupun jalurnya, melainkan pada sistem kontrol ke IC power.
Sebagai solusi akhir, dilakukan proses jumper dengan menghubungkan jalur dari kolom melalui resistor yang menuju pin IC power sesuai skema. Teknik jumper ini dilakukan menggunakan kabel halus agar tidak mengganggu area sekitar.
Setelah rangkaian jumper selesai dan IC power terpasang kembali, perangkat diuji dan akhirnya dapat menyala dengan normal. Touchscreen yang sebelumnya tidak berfungsi dapat merespons dengan baik, termasuk proses penggeseran menu yang menandakan bahwa jalur EINT_CTP sudah kembali normal.
Dari hasil ini terdapat beberapa poin penting yang bisa dipahami, yaitu:
• Kerusakan touchscreen tidak selalu berasal dari panel layar
• Perlu dilakukan pengukuran sinyal dan resistansi sebelum penggantian komponen
• Jalur touchscreen yang langsung menuju CPU dapat memicu kerusakan yang kompleks
• Penanganan multilayer PCB harus dilakukan dengan presisi
• Penggantian CPU dan IC power harus dilakukan menggunakan alat yang memadai
• Kesabaran dan ketelitian adalah hal utama dalam troubleshooting hardware
Kasus ini membuktikan bahwa proses perbaikan tidak selalu berjalan mulus dalam satu tahapan, terkadang memerlukan perpindahan komponen, pengukuran ulang, bahkan rekonstruksi jalur internal. Namun saat hasil akhir menunjukkan perangkat kembali berfungsi normal, seluruh proses panjang tersebut menjadi pengalaman berharga yang tidak hanya menyelesaikan masalah tetapi juga menambah tingkat pemahaman teknisi terhadap struktur hardware smartphone modern.


Post a Comment