Redmi 7 Backlight Mati Masih Bisa Diperbaiki

Table of Contents

Masalah mati lampu pada smartphone termasuk salah satu kendala teknis yang cukup umum ditemukan, terutama pada perangkat yang sudah berusia cukup lama dan tidak lagi tercakup dalam masa garansi resmi dari pabrikan. Salah satu contoh kasus yang cukup menarik terjadi pada perangkat Redmi 7, di mana perangkat tersebut menunjukkan gejala kerusakan yang mengarah pada bagian backlight atau sistem penerangan layar yang berfungsi untuk menampilkan visual secara terang. Dalam kasus ini, perangkat mengalami gejala unik—layar tidak menyala meski sebenarnya ada respon getar dan bayangan gambar terlihat samar jika diterawang.

Melalui artikel ini, kita akan membahas proses identifikasi dan penanganan masalah mati lampu pada Redmi 7 dari awal hingga selesai, termasuk kesalahan yang sempat terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya.

Tanda-Tanda yang Terlihat

Proses pemeriksaan awal dimulai ketika pengguna mencoba mengisi daya pada perangkat Redmi 7 yang sedang mengalami gangguan, dengan harapan perangkat dapat kembali menyala atau memberikan respon tertentu. Saat dicolokkan ke charger, ponsel memberikan tanda getaran, sebuah sinyal bahwa sistem masih merespon. Namun layar tetap gelap gulita. Kondisi tersebut kemudian menimbulkan dugaan awal, yaitu apakah kerusakan yang terjadi benar-benar berasal dari layar utama yang tidak berfungsi, atau justru hanya disebabkan oleh sistem pencahayaan belakang (backlight) yang tidak menyala sebagaimana mestinya.

Untuk memastikan apakah sistem pada perangkat masih berfungsi meskipun layar terlihat gelap, dilakukan sebuah metode sederhana namun cukup efektif, yaitu dengan menerawang layar untuk melihat apakah ada bayangan tampilan yang masih muncul di balik layar yang tidak menyala. Dan benar saja, tampak samar-samar bayangan logo di layar, meskipun tidak ada pencahayaan sama sekali. Ini menjadi tanda kuat bahwa masalahnya memang terletak pada sistem backlight, bukan pada display atau sistem utama ponsel.

Selain itu, saat diukur dengan USB tester, arus yang mengalir menunjukkan angka 1.3V, yang menandakan ada konsumsi daya walaupun kecil. Ini memperkuat dugaan bahwa sistem utama tidak sepenuhnya mati.

Pembongkaran Awal

Langkah selanjutnya adalah membuka bagian belakang ponsel. Bagian casing belakang serta pelindung mesin dibuka secara perlahan dan hati-hati, guna memberikan akses langsung ke bagian logika utama perangkat yang menjadi pusat sistem kendali dan distribusi komponen. Fokus awal pemeriksaan diarahkan pada bagian konektor LCD, karena komponen inilah yang berperan sebagai penghubung antara layar dan motherboard, sekaligus menjadi jalur utama bagi arus backlight untuk menyuplai pencahayaan ke tampilan layar.

Dan di sinilah letak permasalahan mulai tampak: korosi ditemukan di bagian konektor LCD. Korosi ini bisa terjadi akibat kelembapan, bekas terkena air, atau faktor usia komponen.

Menggunakan multimeter, dilakukan pengukuran hambatan pada jalur tersebut. Hasilnya menunjukkan 0L (Open Line)—artinya tidak ada jalur listrik yang mengalir. Dengan kata lain, sinyal tidak sampai ke layar karena jalurnya putus atau terganggu oleh korosi.

Melacak Jalur Backlight Lewat Skematik

Langkah berikutnya adalah membuka bantuan skema dari #BorneoSchematics, sebuah platform referensi teknis yang banyak digunakan oleh teknisi ponsel untuk membaca jalur PCB berdasarkan tipe perangkat. Skema membantu memperjelas alur koneksi dari komponen satu ke komponen lainnya, sehingga teknisi bisa lebih akurat menentukan titik kerusakan dan bagaimana memperbaikinya.

Berdasarkan hasil penelusuran melalui skema rangkaian Redmi 7, diketahui bahwa jalur yang mengalami kerusakan dan mengarah ke konektor LCD ternyata melibatkan beberapa komponen penting di dalamnya, seperti induktor (yang biasa disebut komponen L) serta beberapa resistor yang berperan dalam mengatur aliran arus listrik.

Proses Pemotongan Kaleng Penutup

Setelah mengetahui jalur yang harus diperbaiki, teknisi memutuskan untuk melakukan pemotongan pada kaleng pelindung (shielding) yang menutupi bagian jalur tersebut. Kaleng ini berfungsi sebagai pelindung sinyal dan gangguan elektromagnetik, tapi dalam kasus reparasi, kadang harus dipotong untuk mendapatkan akses langsung ke jalur.

Sayangnya, di sinilah terjadi kesalahan. Pemotongan kaleng yang kurang presisi mengakibatkan kerusakan pada salah satu komponen L (induktor). Ini tentu memperumit proses karena selain harus memperbaiki jalur utama yang putus, kini juga harus mengganti komponen yang rusak akibat kesalahan pemotongan.

Mengukur dan Mendeteksi Putus Jalur

Selanjutnya dilakukan pengukuran pada titik B2008—salah satu pad atau titik penting dalam jalur backlight. Pengukuran menunjukkan adanya hambatan dengan nilai 0.5xx, yang artinya ada arus tapi tidak penuh. Kondisi ini menunjukkan bahwa jalur sudah tidak sepenuhnya terputus, tapi tetap perlu dilakukan penanganan karena tidak optimal.

Setelah ditelusuri, ternyata jalur dari titik tersebut menuju konektor LCD benar-benar putus. Ini mengkonfirmasi bahwa perlu dilakukan jumper untuk menyambungkan kembali jalur sinyal dari titik B2008 menuju konektor LCD.

Jumper dan Penggantian Komponen

Jumper dilakukan dengan menggunakan kabel halus untuk menghubungkan titik yang terputus secara langsung. Selain itu, komponen L yang sebelumnya rusak akibat pemotongan kaleng juga diganti. Kombinasi dua perbaikan ini diharapkan dapat memulihkan fungsi backlight seperti semula.

Setelah semua terhubung, dilakukan kembali pengukuran pada konektor LCD. Kali ini nilai hambatannya sudah muncul di angka 0.5xxx, menandakan bahwa arus telah sampai ke konektor layar.

Perakitan dan Pengujian

Langkah selanjutnya adalah merakit kembali ponsel. Semua bagian dikembalikan ke posisi semula dengan hati-hati, lalu perangkat dinyalakan.

Hasilnya cukup melegakan—logo Redmi muncul saat pertama kali booting. Ini adalah tanda kuat bahwa sistem backlight sudah bekerja kembali. Setelah ditunggu beberapa saat, menu utama juga muncul dengan normal, menandakan bahwa perangkat telah kembali ke kondisi semula dan siap digunakan.

Pemberian Lem UV untuk Perlindungan

Sebelum benar-benar menutup perbaikan, dilakukan satu langkah penting yaitu memberikan lem UV pada bagian jumper yang dibuat. Fungsi lem ini bukan hanya sebagai perekat, tetapi juga pelindung untuk mencegah korosi ulang dan menahan getaran yang bisa membuat kabel jumper terlepas di kemudian hari.

Lem UV memiliki sifat khusus yang memungkinkan materialnya mengeras ketika terkena paparan cahaya ultraviolet, sehingga mampu memberikan perlindungan tambahan pada area yang diperbaiki, sekaligus menjaga ketahanannya dalam jangka waktu yang relatif lama.

Refleksi dari Proses Perbaikan

Dari proses perbaikan ini, ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil, baik untuk teknisi pemula maupun yang sudah berpengalaman:

  1. Diagnosis visual dan respon getar sangat penting dalam tahap awal untuk menyingkirkan asumsi mati total.

  2. Penerawangan layar adalah metode sederhana tapi sangat efektif untuk menentukan apakah sistem bekerja.

  3. Korosi pada konektor seringkali menjadi penyebab masalah backlight, terutama pada perangkat yang pernah terkena air atau kelembapan.

  4. Membaca skematik (seperti dari BorneoSchematics) sangat membantu dalam menentukan titik perbaikan tanpa harus membongkar semuanya secara acak.

  5. Kesalahan pemotongan kaleng pelindung bisa berdampak besar. Ketelitian menjadi hal yang wajib saat bekerja di area yang sempit dan sensitif.

  6. Jumper jalur dan penggantian komponen adalah dua keterampilan inti yang wajib dikuasai oleh teknisi untuk menangani kasus seperti ini.

  7. Lem UV bukan hanya tambahan, tetapi juga bagian dari sistem perlindungan jangka panjang terhadap hasil perbaikan.

Kasus Redmi 7 yang mati lampu ini bisa dikatakan selesai dengan baik. Masalah yang awalnya tampak serius ternyata bisa diatasi dengan metode yang sistematis dan ketelitian tinggi. Dari mulai analisa visual, pembongkaran, pengecekan jalur, pemanfaatan skematik, hingga perbaikan jalur dan pengujian akhir—semuanya berjalan sesuai alur meskipun sempat ada hambatan akibat kerusakan tambahan dari proses pemotongan kaleng.

Namun justru dari kesalahan tersebut, kita belajar bahwa dalam dunia teknisi, kesabaran dan kemampuan untuk memperbaiki kesalahan adalah bagian dari keahlian. Proses ini juga menekankan pentingnya alat bantu seperti multimeter, USB tester, serta akses ke skematik yang akurat.

Bagi Anda yang mungkin menghadapi kasus serupa, pastikan untuk tidak terburu-buru menyimpulkan kerusakan, karena tidak semua layar gelap berarti LCD mati. Bisa jadi, hanya butuh perbaikan pada satu jalur kecil untuk mengembalikan fungsi layar seperti semula.


Post a Comment